Dead Man's Folly - Agatha Christie


Judul Asli : Dead Man's Folly (1956)
Judul Terjemahan : Kubur Berkubah
Pengarang : Agatha Christie
Alih Bahasa : Ny. Suwarni A.S.
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Cetakan ke-7, Februari 2013
Jumlah Halaman : 304 hlm
No. ISBN : 978-979-22-9156-8

"Kami akan mengadakan permainan Pelacakan Pembunuhan," jelas Mrs. Oliver pada Hercule Poirot. 
"Permainan apa?" Tanya detektif kenamaan itu. 
"Masing-masing peserta diberi sejumlah petunjuk yang akan menuntunnya ke tempat mayat. Barang siapa yang bisa menebak pembunuhnya, dialah pemenangnya, dan Andalah, M. Poirot, yang akan menyampaikan hadiahnya," 
"Lalu siapa yang menjadi mayatnya?" Tanya Poirot. 
"Mari saya perkenalkan."
Waktu Poirot memasuki kamar itu dilihatnya seorang gadis tergeletak di lantai, tak bergerak. 
"Marlene ini benar-benar aktris yang hebat, bukan?" Seru Mrs. Oliver. "Dia menjadi 'mayat' yang begitu meyakinkan." "Terlalu meyakinkan," kata Poirot sambil mengangkat kepala gadis itu. "Dia telah terbunuh lima belas menit yang lalu!" 


Hercule Poirot di undang oleh Ariadne Oliver pada sebuah acara "Pelacakan Pembunuhan". Secara Formal, ia diminta sebagai yang penyerah hadiah pada pemenang. Namun, sebenarnya Poirot diminta secara khusus untuk memecahkan misteri mengenai pembunuhan yang akan terjadi. Ya, Mrs. Oliver dengan firasatnya merasa bahwa akan terjadi pembunuhan sungguhan dalam permainannya, hanya saja ia tak tau harus berbuat apa. Dan semuanya terbukti, Marlene tewas.
Susahnya adalah, Marlene, gadis 15 tahun ini seperti tak ada alasan untuk membunuhnya. Tapi kemudian, pembunuhan lainya terjadi. Kakek penjaga perahu diduga terlalu banyak minum hingga terjatuh dari perahunya. Ya, setidaknya karna pembunuhan-pembunuhan ini, Poirot berhasil mengungkap pembunuhan di masa lalu dengan pembunuh yang sama, dan yang bertanggung-jawab atas sang pembunuh dapat meyakinkan diri untuk melakukan hal yang seharusnya ia lakukan sejak dulu. Karna, seperti kata Poirot
"Bagi seorang pembunuh, tak akan ada akhirnya"

Walau kali ini Poirot tidak menunjuk langsung hidung si Pelaku dalam akhir cerita (sebagaimana yang saya suka). Tapi, dengan penjelasan berbagai petunjuk kecil oleh Papa Poirot sangat membuat kita terkesan.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Kota Topeng Angker - Yovita Siswati

Peter Pan - J. M. Barrie

Which Character Would You Choose?

The Litigators - John Grisham

Scene on Three #1