Hex Hall - Rachel Hawkins

Judul: Hex Hall (Hex Hall, #1) (2010)
Judul terjemahan: Hex Hall – Sekolah Sihir Hecate
Pengarang: Rachel Hawkins
Penerjemah: Dina Begum
Penerbit: Fantasious
Terbit: Agustus 2014
Tebal: 400 hlm
Genre: Fantasy, Paranormal, Romance

“Cuma berpikir. Ya ampun, Sophie, ini baru hari pertamamu dan kau sudah berteman dengan orang buangan di sekolah ini, membuat jengkel gadis-gadis yang paling ngetop di Hecate, dan naksir berat pada cowok paling ganteng. Kalau kau berhasil dihukum besok, kau akan menjadi seperti, legenda.”—p. 131


Ketika berpisah dengan ayahnya, yang ternyata seorang warlock (penyihir laki-laki). Grace Mercer tidak tau kalau dia sedang mengandung. Jadi mau tidak mau dia harus membesarkan seorang anak penyihir sendirian. Dan Sophia Mercer juga harus menjalani kehidupannya sebagai penyihir yang menyamar sebagai manusia. Tapi, setelah merapalkan mantra cinta yang kacau balau pada teman sekolahnya. Dewan memutuskan untuk mengirim Sophie ke Hecate Hall. Semacam tempat hukuman bagi Prodigium bermasalah yang merangkap sekolah.

Prodigium. Cuma istilah Latin untuk menyebut monster. Dan itulah semua orang yang berada di Hecate. Itulah aku.—p. 16

Hecate seharusnya menyelesaikan masalahnya dan mengajari Sophie cara bermasyarakat sebagai Prodigium. Tapi bahkan Hecate punya masalahnya sendiri. Beberapa waktu lalu siswi penyihir hitam bernama Holly ditemukan tewas dengan dua lubang di lehernya. Orang-orang langsung menuduh vampir sebagai pelakunya, dan di Hecate hanya ada dua vampir, Lord Bryon (guru) dan Jenna, yang kini malah jadi satu-satunya teman baik Sophie. Dewan sudah mengumumkan bahwa itu bukan perbuatan vampir tapi kemudian ada dua lagi penyerangan dengan metode yang sama. Jenna semakin terpojok dan yang Sophie dapat temukan untuk membela temannya itu adalah kenyataan pahit mengenai orang-orang yang ia sayangi.

Saya cuma butuh dua hari untuk baca buku ini, dan itupun karena tersendat kuota yang abis (saya baca di playbook). Tidak terlalu mengesankan, memang, tapi mengingat kecepatan baca saya yang menurun selama beberapa bulan terakhir, ini rekor.

Dunia fantasi rekaan Rachel Hawkins ini cukup menarik. Banyak yang berekspetasi kurang pada buku ini karena membandingkan dengan Harry Potter. Dan meskipun memang banyak dari buku ini yang biasa, bahkan untuk makhluk fantasinya. Saya cukup puas dengan pelajaran sejarah mengenai asal muasal Prodigium.

Tapi sebenarnya, yang buat saya suka dengan buku ini karena gaya penceritaannya yang menyenangkan. Bahasanya ringan dan alurnya cepat jadi tidak membosankan. Mengunakan sudut pandang Sophie yang sarkastis, buku ini membuat kita tidak bisa berhenti membacanya. Sumpah, ya, Sophie ini keren bukan main.

     “Semoga beruntung menjelaskan kepada Tuhan kalau Mom sering memukuli bokong salah satu makhluk surganya.”     Mom tertawa kaget. “Sophie!”     “Apa? Mom kan memang suka begitu. Kuharap Mom menyukai hawa panas, hanya itulah yang bisa kukatakan.”—p. 35

Walau awalnya saya emang agak sangsi karena karakter Sophie yang gak tau apa-apa ini. Apalagi sama kejadian hari pertama Sophie yang luar biasa yang sebenernya biasa banget dalam buku-buku teenlit. Untungnya makin lama plotnya makin seru. Kasus penyerangan, kisah cinta segitiga, dan terkuaknya rahasia keluarga Sophie, saling memelintir dan membuat endingnya bikin putus asa. Tapi sebenarnya masih kurang bikin penasaran tentang buku keduanya.

Interaksi antara Sophie dan Archer sepertinya masih kurang menggugah (apaansih). Pokoknya saya gak terlalu ngerasa semangat buat nge-ship Sophie sama Archer. Lagipula melihat keadaannya, saya sama sekali gak suka sama cara Sophie akhirnya bisa jatuh cinta sama Archer, seolah kurang tulus (apaansih). Yaah, saya emang gak sering baca romance sih, jadi mungkin masalah selera aja. Jadi, kalau ada yang buat saya pengen baca Demonglass (buku keduanya), pasti bukan karena hubungan Archer-Sophie, mungkin Cal-Sophie, Eh?

“Jadi, aku punya takdir,” kataku. “Sialan.”—p.389


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Kota Topeng Angker - Yovita Siswati

Peter Pan - J. M. Barrie

Which Character Would You Choose?

The Litigators - John Grisham

Scene on Three #1